💜

Lingkaran Cinta

Lingkaran cinta malam ini aku definisikan sebagai entah mengapa terjadi. Aku mengenal tarbiyah dan aku jatuh cinta kepadanya. Entahlah,...

Kamis, 07 April 2016

A



Aku memperoleh pelajaran formal tentang pentingnya menulis. Aku muslim dan pedoman hidupku bilang paling pertama untuk, “Bacalah!”. Selanjutnya, aku membaca bahwa orang Yahudi sangat terkenal dengan kata, “Tulislah!”. Semuanya tidak ada yang kontradiktif, aku pikir.

Belum selesai, aku juga sudah mendengar begitu banyak cerita tentang manfaat menulis. Satu yang masih stuck dalam pikiranku saat ini, adalah cerita salah satu tokoh idolaku, Pak BJ Habibie. Aku pikir semua bisa merasakan, betapa beliau mencintai Ibu Ainun. Terkadang aku menakar kadar cinta itu seolah sama dengan aku dan dia. 

Dan bagi siapapun, silakan saja tentukan kepada satu nama yang paling kau cintai saat ini. Seperti BJ Habibie dan Ainun. Hanya agar kau bisa membayangkan besaran cinta yang tengah aku bicarakan saat ini. Come on, ini pembicaraan yang sangat manusiawi. Above of all, aku tetap merasakan cinta-Nya tidak pernah habis. 

Dan kita semua tahu, atau kau barangkali akan tahu nanti, bahwa saat paling menyakitkan adalah saat cinta yang tengah kau rasakan teramat sangat itu tiba-tiba saja hilang. Untuk waktu yang tak bisa kita tentukan. Untuk sesuatu yang sangat tiba-tiba, sungguh di luar batas kita mengetahui mengapa. Why? What are you doing right now? 

Sesuperjenius otak Pak BJ Habibie saja bisa terserang putus asa begitu berat. Jadi aku pikir kehilangan cinta itu sangat tidak semudah membolak-balikkan pikiran.Time will heal all. Aku tahu, tapi aku tidak pernah bisa sabar. Makanya seperti Pak BJ Habibie, aku ingin menulis. Poinnya, you know what? Sebegini pentingkah kamu buatku sampai aku harus menulis tentangmu, seperti Pak BJ Habibie kepada Ibu Ainun. 

It is okay, tentang semua manfaat menulis itu, aku benar-benar ingin merasakannya, aku ingin membuktikan. Kalau bisa hasilnya langsung aku minta sekarang juga. Help me, writing! Keep writing! Setiap tulisan ini akan bisa menggantikan pikiranku terhadap sesuatu yang selama ini menjadi masa paling aku tungu-tunggu, dan kalau siang selalu menjadi semangat tersendiri bagiku, dan tiba-tiba saja hilang.

Haha, susah sekali menepisnya kalau aku menulis dengan perasaan yang masih sama terhadanya. Tapi what to do, I f*cking dont know. Oh my God, mengapa seseorang begitu rapuh dengan sesuatu yang kau ciptakan sebagai fitrah, cinta? Atau coba sungguh rasakan lagi, what is more powerful emotion: pain or love? PAIN or LOVE?

“Ada yang dicinta giat bekerja, entah apa entah siapa
Karena cinta jiwa gairah, tanpa cinta hidupku hampa.” 

Well, jadi sedari tadi kau sudah tahu ini bukan pembahasan tentang teori urgensi menulis. Sama sekali. Lebih, andai saja kau bisa merasakan apa yang aku rasakan. Something really hurts me inside. It’s too much love that kills you. 

The last, I want to learn from this, cinta itu adalah masalah barangkali dia akan meninggalkanmu dulu lalu akan kembali kepadamu lagi. Kalau tidak, maka kau layak yang lebih baik darinya. Karena kau saat ini bahkan sangat fokus untuk memperbaiki dirimu. 

Finished, yet?

Yeah, I hope you are better now.

Yeah. Aku pikir aku akan menulis skripsi lagi, atau tidur. Pukul 22: 04 sekarang. Good night, Za! :-)

“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.“ (Q.S Al-Baqarah: 216)
Rabu, 6 April 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar