💜

Lingkaran Cinta

Lingkaran cinta malam ini aku definisikan sebagai entah mengapa terjadi. Aku mengenal tarbiyah dan aku jatuh cinta kepadanya. Entahlah,...

Sabtu, 07 Februari 2015

Nilai Sebuah Tradisi



Mau dibawa kemana kita dan generasi, -ahaha anak kita-? Ciptakan, terapkan dan ajarkan nilai-nilai luhur kita sendiri! Kita tahu sumbernya.
Baiklah, tanpa perlu berlama-lama lagi inilah Gank Huru Hara! Sebut saja namanya, maka sepertinya Kau sedang tertawa bahagia, #GeHAHA! #GHH. Yak!

Itulah nama gank yang paling bisa bicara banyak,-tangis-canda-tawa bagi para membernya! Kenapa, karena itu gank keluarga, my family! Sampai kini tak terhitung umurnya karena gank ini lahir tanpa pamrih. Hanya eksis, membahagiakan membernya. Bahkan, kesedihan juga kebahagian katanya. Dan kamu tahu, kebersamaan itu pondasi paling kuat!
Lanjut, seperti saat ini, #GHH beraksi membuat Awok-awok sebagai signature dish weh-wehan! Eh, awok-awok & weh-wehan makanan apaan yak? Dasar anak modern! Tapi orang luar Kaliwungu-Kendal-Jateng wajar si kalau ga ngerti weh-wehan.
Setiap 12 Rabiul Awal, kami biasanya masak makanan tradisional, awok-awok itu salah satu nama makanannya. Dahulu kerasa banget suasanya, ada lampion-lampion berbentuk kapal, bintang, bulan, di setiap rumah. Warna-warni. Makanan-makanan itu dimasukkan ke almari-almarian atau kapal-kapalan. Dulu. Sekarang sih tidak ada gitu-gituan. Sekarang makanannya aja jadi chiki-chiki! :) tahu beda efeknya kan?
Akhirnya makanannya diweh-wehkan aka ditukar-tukarkan. "Spada, Lek-Lek we-weh!" Kebayang rame. Anak-anak lagi yang mainin.
Alkisah ada seorang anak yang sangat antusias ingin weh-weh ke sebuah rumah mewah nun jauh, pasti nanti hasil weh-wehan enak, banyak, dan mahal. Sampai tengah perjalanan, ada temannya yang sudah weh-weh di sana duluan bilang weh-wehannya cuman permen. Ketebak, sang anak tadi pun balik lagi tidak jadi weh-weh ke sana sembari berkata ke teman-temannya yang lain weh-wehannya permen doang. Haha. Makanya, weh-weh itu ke tetangga dekat dulu gitu lho, Dek!
Yak! Itulah tradisi peringatan maulid nabi Saw, khas Kaliwungu punya! Maknanya? Tidak usahlah dikotak-kotakan baik-buruk. Itu budaya, loh. Budaya selalu memiliki nilai luhurnya sendiri. Kalau Jerman punya budaya riset. Nah, kalau berani menyebut budaya Indonesia korupsi, nyontek.. Ada teman bahasa Indonesiaku yang akan marah, "Itulah akibat penyalahkaprahan penggunaan kata 'budaya'".
Mau dibawa kemana kita dan generasi, -ahaha anak kita-? Ciptakan, terapkan dan ajarkan nilai-nilai luhur kita sendiri! Kita tahu sumbernya.
Menurutku dengan cara-cara sederhana seperti weh-wehan misalnya. Mereka intim dengan keluarganya, -#GHH suka masak-masak, baik dan suka berbagi dengan tetangganya. Loh, daripada sibuk nggame sendiri? Selfie sendiri. HP-an sampai -,- Nonton TV yang ga jelas? He.
Bukankah akhlak umat muslim terkenal ramah, jujur, baik, cerdas? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar