Tepat
entahlah, kata yang selalu terasa bisa mendekati perasaan yang sangat
susah dibahasakan, Jumat selalu bisa menata hatiku yang berantakan.
Sorot
balik Jumat, 8 April 2016,
Tadi
malam, ya Allah aku begitu merasa lelah atas satu yang mengambil
seluruhmu, hati –perasaan. Aku tahu agaknya, semoga tidak jadi kesombongan,
mengapa bahkan sampai saat ini aku masih belum bisa menyelesaikan skripsi dan
hampir tidak ngapa-ngapain. Kau tahu, prestasi sekolahku tidak pernah
begitu buruk sejak SD, it’s okay sampai jadi mawapres Jurusan. Hingga
iya, bagiku tidak bisa lulus tepat waktu tanpa alasan yang masuk akal adalah kemunduran
luar biasa. Aku masih sering merasa getir, why. Sabar, Za. :-)
Aku
bisa sangat putus asa memikirkan itu semua. Bagaiamana, aku bisa lancar bercerita
pada orang tua bahwa aku baik-baik saja dengan gelar mawapres, IPK cumlaude,
mimpi-mimpi, cita-cita, dst. sampai situ. Padahal, aku bisa diam seribu bahasa
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanku sendiri. Aku hanya ingin menjadi orang
yang lebih pasrah sekarang, oh indahnya tawakal pada-Mu. Penyesalan
perlu sekali dimaknai sebagai tanda yang baik, sehingga kau akan selalu belajar
untuk mengawalkan penyeselanmu.
Surrrender,
and you’re stronger than you ever imagine. Dengan semua tangis itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar