Ratusan Purnama

Sumber: Google/ Eclipse

Kau ‘tak sadar, tapi bumi ini berputar. Kau pernah demikian tidak peduli pada seseorang, padahal bagi seseorang itu kau barangkali adalah dunianya. Dan, pada saatnya semuanya akan menjadi sebaliknya. Tunggu, kalau saja kau telah mengetahui saat itu, apa yang mungkin akan kau lakukan?

Kalau aku tahu itu akan terjadi pada orang yang sama, it’s amazing. Aku pasti tidak menginginkan pengandaian apapun, membiarkan semuanya terjadi tanpa pengubahan sedikitpun. Karena kau tau, aku benar-benar ingin merasakan bagaimana rasanya saat aku bisa begitu mempedulikan seseorang itu seperti saat sekarang. Sendiri.

Yea-ah, aku pasti adalah orang yang sangat beruntung bisa merasakan hal itu. Perasaan yang tepat sama, terhadap orang yang sama. Di samping, tapi itu pasti sakit sekali. Kau sedang tepat sekali berada di titik itu, namun seseorang itu kini sudah berjalan begitu jauh meninggalkanmu.

Satu hal, semesta terus bertasybih. Dan kau pun tidak benar-benar berhenti pada titik itu. Kau hanya sedang tepat melewatinya. Dan saling berputar, pada orbitnya masing-masing. Move on, biarlah saja semakin menjauh atau hanya kau yang begitu merindukannya sekarang. Sebab, seterusnya adalah hanya rahasia.

Iya, bahkan kau juga tidak tahu apakah perasaan yang kau rasakan saat ini akan masih sama? Akan tetap kau bawa berpendar, sepanjang orbitmu. Hingga ajaib, entah bagaimana ada waktunya seseorang itu tepat berada pada titik yang sama denganmu sekarang.

Dan entah saat itu juga atau pada waktunya, dua titik dengan pendar yang telah sama itu akan dipersatukan hingga membentuk sebuah kilatan cahaya. Kalau pun setelah itu harus kembali beriris berjauhan, di antara keduanya terbentang sebuah rindu yang sama. Bukan hanya kau yang mati-matian memikirkannya, sendirian.