💜

Lingkaran Cinta

Lingkaran cinta malam ini aku definisikan sebagai entah mengapa terjadi. Aku mengenal tarbiyah dan aku jatuh cinta kepadanya. Entahlah,...

Sabtu, 21 Juni 2014

Bukan Dia

Suatu saat aku akan menulis tentangmu
dan itu paling banyak.

Seperti Warna Ungu

Aku mempunyai cerita tentang warna ungu. Baru saja terjadi tanggal 18 Juni ini, dan sudah terjadi bertahun-tahun yang lalu. Terpisah waktu (dan ruang) yang jauh memang, tapi cerita warna ungu itu sebenarnya sama sekali rekat dan dekat. Ya, tentang kami berdua sebagai pemeran utama itu adalah perekatnya. Dekat karena cerita yang terjadi baru saja seolah menyambung cerita yang telah berlalu bertahun-tahun tapi seakan baru saja terjadi kemarin.

Rahasia

Tentang kenangan, menjelang kelulusan SMA kami. Kalau aku coba rasakan kembali, kenangan itu sangat indah. Kenapa, apalah yang bisa lebih mengharu biru daripada sebuah perpisahan, kelulusan zaman SMA. Sebentar lagi semuanya tidak akan bersua sebagaimana biasanya. Mereka yang terbiasa bersama tiba-tiba terpisahkan. Banyak sekali perasaan tertinggal di sana, perasaan-perasaan yang tak terkatakan. Entahlah itu perasaan benci, marah, saling mengagumi, perasaan sayang, perasaan mendalam kepada seseorang yang terus dipendam. Maka, adakah yang membuatmu tidak lebih menyesal daripada mengatakan semuanya sekarang?

Jumat, 20 Juni 2014

Hati

Malam ini pukul 23.12, tanggal 18 Juni 2014. Sendiri, sepi. Sebenarnya saya sudah cukup kebal dengan situasi malam yang seperti itu. Mungkin, tubuh saya memang dirancang untuk menyukai kesendirian. Namun kesepian malam ini berbeda, benar-benar keterlaluan. Saya merasakannya. Baru saja saya mengerahkan segala indera untuk merasakan ruang di tubuh saya. Kosong. Entahlah, adakah jantung yang berdetak di sana, adakah paru-paru yang masih mengalirkan darah, atau organ yang masih bekerja. Apakah saya masih benar-benar hidup? Iya, saya masih hidup. Saya masih mendengar di luar masih ada suara angin yang mendesau. Saya masih melihat sekitar kamar saya yang berantakan. Kulit saya masih merasakan gatalnya digigit nyamuk. Namun semua itu hanya sejenak. Kesepian kembali lagi. Saya tidak tahan menanggungnya. Saya hendak menangis karena kesepian ini. Semakin membuat saya membayangkan, dulu, saat kau juga masih sendiri, bersamaku.

Kado Pernikahan

Kenapa selimut?
Aku tidak yakin dengan alasanku bahkan lebih tepatnya tidak tahu kenapa. Justeru iya, itu seperti lelucon saja. Pikirkan, alasanku saat itu karena selimut dapat menghangatkannya, juga akan selalu mendekapnya kapanpun saat dia membutuhkan. Dan, aku membayangkan jika selimut itu aku. Haha lucu sekali kan, memberi kado kepada seseorang yang sudah menikah dengan alasan beranologi disengaja semacam itu. Jadi, maksudku sebenarnya itu mau jadi apa coba? Sangat ambigu. Aku ingin menjadi orang ketiga tidak tampak pada sebuah malam pertama, kah. Aku tidak nakal seperti itu, rasanya. Atau, apakah berkorelasi dengan idiom cinta tidak harus memiliki, lalu membiarkan selimut itu menjadi simbol tapi cintaku selalu abadi. Haha. Romatisme keblablasan aku pikir.

Baik, bolehlah aku terus menertawakan alasan itu sampai sekarang. Namun, akankah aku terus menyangkal kejujuranku sendiri. Seberapapun menjijikannya alasan itu, apakah aku akan terus-terusan tidak mengakui kalau alasan itu milikku. Buktinya, aku memang berpikir konyol seperti itu tidak peduli seberapa keras aku menertawakannya akhirnya. Bahkan sebelum aku sempat berpikir hal lain apapun, kado selimut adalah hal pertama yang terlintas. Mungkin, karena memang telah jauh terlebih dahulu ada dalam pikiran juga perasaanku kalau aku masih menyukainya sesaat ketika aku mendengar kabar undangan pernikahannya. Haha, betapa aku tidak terharu atas jalan takdir ini.

Maka aku tidak dapat mengatakan apapun, selain datang..
Selamat, semoga engkau bahagia bersamanya..
Aku turut merasa bahagia.
18 Juni 2014 di tendamu.

Kamis, 19 Juni 2014

Maaf ya

Apakah mudah meminta maaf Tuhan, Allah SWT? Iya, taubat. Namun apakah semudah meminta maaf (sesama) manusia? Justeru tidak. Kata Rasulullah SAW, kelak akan ada orang dengan amal ibadah (salat, puasa, zakat, dll) yang begitu banyak. Ia hendak dimasukkan Allah ke surga namun tercegah karena salah yang belum termaafkan oleh manusia.

“Ya Allah, dulu ia pernah menyakitiku dan aku belum bisa memaafkannya.” Protes salah satu. Allah pun berlaku adil dengan mengambilkan pahala orang kaya amal tadi kepada orang yang protes itu. Dan sungguh malang. Ternyata ada begitu banyak orang yang mengajukan protes serupa. Bahkan hingga pahala orang tadi habis pun, masih ada orang yang memprotes. Ia tak punya pahala lagi sekarang. Akhirnya Allah pun memberikan dosa orang yang protes itu kepadanya. Naudzubillah suma naudzubillah..

Nah makanya Kawan, segeralah meminta maaf ketika kau berbuat salah. Dan pastikan telah ada maaf yang diikhlaskan kepadamu. Jadi, sudahkah kita mendapat maaf itu? Yuk, saling memaafkan. J
(Sumber: Khotbah Jumat, 10 Mei 2013 di Masjid Jami Ulul Albab, Unnes)

Selasa, 17 Juni 2014

Perjalanan Pertama

11 Februari 2012
“Do one thing every day that scares you.” -Eleanor Roosevelt

Your nice journey is about to begin..
Deg-degan banget nih saya. Beneran. Setua ini baru akan pertama kalinya ngebis ke Kaliwungu, sendirian. Dan padahal hanya dari Semarang. Selamat sampai tujuan. Bismillah. Jadi, rasanya perlu mengabadikan perjalanan pulang saya kali ini dalam diary. Hehe.

Sekarang cabut dari kos saya di Ikhwah Rasul 07, Gang Kenanga menuju Jatingaleh. Sebelumnya, saya sudah bertanya-tanya mengenai rutenya. Alhamdulillah.. sedang di tengah-tengah perjalanan ada seorang teman naik di angkot yang saya tumpangi. Tak kusangka. Senangnya. Meski dia hanya akan menemaniku sampai Jatingaleh saja.

Saya jadi takut, sopirnya asyik telpon-telponan. Seolah yang diperhatikannya ya orang yang ditelponnya saja itu, sementara kami para penumpang? Hah jadi geram dibuatnya.

Di persimpangan Jatingaleh akhirnya saya dan teman saya berpisah. Teman saya sudah dapat bis ke tujuannya. Saya? Clingak-clinguk sendirian di tengah hiruk-pikuk kendaraan. Tambah deg-degan saja.

"Then, the journey itself is to find your own way." -Za :)

Yak akhirnya saya naik juga ke bis arah Mangkang. Sudah tidak ada teman yang ku kenal lagi di sana. Tapi musik terkadang justeru lebih bisa menghibur hati yang risau ini. Pasang headset, “Yo Te Amo” mengalun merdu di telinga saya.

Ada yang mencuri perhatian saya di bis ini. Ada anak-anak yang menyanyikan lagu dangdut, rela. Suaranya sangat jelek menurut saya, kenapa dia tidak sekolah saja? Trenyuh. Dan seseorang yang senyumnya menyejukkan dalam suasana yang pengap ini. Ah siapa namanya? Saya tidak berani berkenalan dengannya.

“The most important reason for going from one place to another is to see what's in between, and they took great pleasure in doing just that.” -Norton Juster

Ah..! Kalau kota ini sih saya sudah kenal lama. Lega.. Sampai juga di Mangkang, sebentar lagi akan sampai di kota kelahiran saya, Kaliwungu. Yeayy..

Sekarang bagaimana ini untuk menggambarkan Kaliwungu. Istimewa!

Assalamualaikum. Baiti jannati! Disambut sumringah keluarga, saya semakin sumringah juga. Alhamdulillah, segala puji bagi-Nya. Saya selamat sampai rumah.

“Not I, nor anyone else can travel that road for you. You must travel it by yourself. It is not far. It is within reach. Perhaps you have been on it since you were born, and did not know. Perhaps it is everywhere - on water and land. - Walt Whitman

Senin, 16 Juni 2014

Dear You

I’ve never felt this way before about anyone in my entire life. What if you’re the one I have been waiting for my whole life and I let you go? Me telling you I love you, right here in the snows. –Anonymous

Di sini dalam diamku, aku mengatakan aku mencintaimu. Ya, sekalipun sebegitu sering aku pernah menyangkalnya. Bahkan ketika aku sebenarnya memang merasakan kebahagian luar biasa saat bersamamu dan itu belum pernah aku rasakan sebelumnya, aku masih sempat berpura tidak menyukaimu. Tahukah kau bahwa sesungguhnya segala penolakanku adalah alibiku, agar kau terus memperjuangkanku. Dan bodohnya, kau selalu melakukannya. Kau terus mencari perhatianku sekalipun aku justeru semakin menghiraukannya. Kau terus memanggil namaku sekalipun aku tak pernah ingin menjawabnya. Jelas saja, itu karena yang aku ingin kau terus memperhatikanku, yang aku ingin kau terus memanggil namaku lagi dan lagi. Kau memang bodoh karena kau terus melakukan itu. Hey tolong mengertilah, betapa itu jadi semakin membuatku jatuh kepadamu. Aku tak sanggup menanggung kebahagiaan yang berlebihan ini. Aku sungguh mencintaimu.


Dear you,