Ada dua kucing,
yang satu selalu berpikiran positif, satunya negatif. Suatu saat keduanya masuk
ke dalam rumah dengan seribu cermin. Kucing positif masuk pertama, Ia merasa
bahagia karena berpikir disambut banyak teman, yang meskipun sebenarnya adalah
bayangannya sendiri. Giliran kucing negatif masuk, seketika ia berpikir bahwa
bayangan itu adalah musuhnya, ia menggeram dan mencakar cakar dirinya sendiri
dikaca. Ia pun kewalahan dengan jumlah musuh maya yang begitu banyak.
Sepertinya rumah itu jadi sangat menjengkelkan baginya. Hahaha. Ternyata
kejelekan dan keburukan itu berasal dari diri sendiri dengan pikiran-pikiran
negatif. So, Think Positively! ;)
Sabar dan toleran. Itulah iman. Tugas kita sebatas mengajak, bukan
kita yang mempunyai kekuasan memberikan hidayah. Karena hidayah hanya milik
Allah SWT. Contoh, bahkan rasul tidak bisa memberikan hidayah kepada keluarganya
sendiri. Pertama, paman beliau yang paling moderat sampai akhir hayatnya tidak
mengikuti rasulullah. Rasul menangis hingga malaikat Jibril pun menegur beliau,
“Tugasmu hanya mengajak ya, Muhammad!” Kedua Abu Lahab, keponakan yang terang
terangan membeci rasullullah. Ketiga itu pamannya yang bernama Hamzah.
Sabar.. sabar..
Harafiah? Mengikat, mengekang terhadap nafsu nafsu kita. Sabar
membentuk kebiasaan yang baik. Usaha kan, paling enggak membaca Quran satu juz,
dalam kondisi seberat apapun. Berani coba? Dan bicara mengekang, sebenarnya yang
paling pertama kita harus kekang ialah... rasa takut! Huahahaha saya
banget, saya penakut akut. :d Eh tapi bener kata pak ustadz, kalau
takut itu jangan dibayangin, tapi dilakukan saja!
Pengalaman saya ni yee.. Alkisah, saya itu seumur-umur cuma muter sekitaran desa saya saja
sampai suatu masa akhirnya saya pernah diantar orang tua ke sebuah kota, saat
kuliah. Nah pas homesick mau pulang, bayang pun betapa
takutnya saya harus ngangkot sendirian, pertama kali. Saya memikirkan rute,
suasana, mungkin saya akan nyasar, jangan-jangan diculik, dsb. Eh
tapi habis jalan.. Keberadaan saya di rumah itu nyata! so, kekang rasa
takut itu, sebelum rasa takut itu mengekang diri kita, bahkan untuk
sekadar berpikir dan membayangkan. See more Perjalanan Pertama
Jangan kau gadaikan jalan dakwah ini untuk perhiasan dunia. Hal pertama yang harus kita niatkan saat melakukan segala sesuatu itu lillah, karena
Allah SWT. Ih menjengkelkan ini ustadz, hahaha. Beliau katakan,
"Yang mau ke luar negeri, jangan ambil kesempatan ketika ada kesempatan
keluar negeri!" Halo.. orang impiannya saja pergi ke luar negeri,
masak ketika tinggal pergi, jangan pergi -_-. Eits tapi kenapa demikian, pak
ustadz punya alasan dan pengalaman nyata, lho! Apa alasannya? Jawab
dulu apakah tujuan kita keluar negeri itu karena Allah atau enggak?
Think!
Kalau sudah, pasti ada jalan. Balik, based on the pak Ustadz’s
Experience. Bapak ustadz ini pernah menolak kesempatan pergi keluar
negeri, Jerman, Perancis, AS, Aussie ditolak. Aaak padahal tadi ada
Jerman ya, saya ingin sekali kesana. Beliau itu takut jika
kesempatan tadi hanya bernilai mudarat. Apa coba yang ada di negeri Eropa itu? You
can see, you can tauch, you kentut? Haha. Di akhir cerita, pak ustadz
mendapat kesempatan ke luar negeri lagi. Kali ini destinasinya lebih manfaat
dan syariah, katanya. Ke Mesir dan Maroko. Pergilah beliau dan pulangnya bisa
bawa kitab-kitab sekarung. Masya Allah!
Dari Sabang langsung ke Marauke, dari sabar mari kita tiba-tiba ngomongin
puasa. Tapi ini juga ilmu. You know, puasa paling utama adalah
puasa dawud. Wud wud wud.. maksudnya good good good (y). Ahh
garing..
Baiklah, bagaimana kalau kita ngomongin ketampanan Nabi
Yusuf? Ah ini bikin envy ya, karena kita ga dicipta
setampan Nabi Yusuf. Tapi topiknya bukan ketampanan, kembali ke SABAR.
Nabi Yusuf yang tampan saja sabar, harusnya kita yang jelek lebih punya alasan
untuk bersabar. Hmmm.
Maksud saya, kalau orang jelek penyabar itu berarti ga WOW! Karena memang
seharusnya begitu.. Haha. Sabar dan terima aja! Karena kalau mau jadi tampan
itu NGIMPUIII! (Iklan 76) haha.
Hampir selesai, adakah closing statement? Kaya pak Mario Teguh. This
is it... Dalam kondisi apapun saat kita berdakwah, tidak ada yang
peduli, berat dalam berdakwah, malas berdakwah, ingatlah surat al kahfi ayat? I
missed the speech.. :Dx
Ada dua kucing,
yang satu selalu berpikiran positif, satunya negatif. Suatu saat keduanya masuk
ke dalam rumah dengan seribu cermin. Kucing positif masuk pertama, Ia merasa
bahagia karena berpikir disambut banyak teman, yang meskipun sebenarnya adalah
bayangannya sendiri. Giliran kucing negatif masuk, seketika ia berpikir bahwa
bayangan itu adalah musuhnya, ia menggeram dan mencakar cakar dirinya sendiri
dikaca. Ia pun kewalahan dengan jumlah musuh maya yang begitu banyak.
Sepertinya rumah itu jadi sangat menjengkelkan baginya. Hahaha. Ternyata
kejelekan dan keburukan itu berasal dari diri sendiri dengan pikiran-pikiran
negatif. So, Think Positively! ;)
Sabar dan toleran. Itulah iman. Tugas kita sebatas mengajak, bukan
kita yang mempunyai kekuasan memberikan hidayah. Karena hidayah hanya milik
Allah SWT. Contoh, bahkan rasul tidak bisa memberikan hidayah kepada keluarganya
sendiri. Pertama, paman beliau yang paling moderat sampai akhir hayatnya tidak
mengikuti rasulullah. Rasul menangis hingga malaikat Jibril pun menegur beliau,
“Tugasmu hanya mengajak ya, Muhammad!” Kedua Abu Lahab, keponakan yang terang
terangan membeci rasullullah. Ketiga itu pamannya yang bernama Hamzah.
Sabar.. sabar..
Harafiah? Mengikat, mengekang terhadap nafsu nafsu kita. Sabar
membentuk kebiasaan yang baik. Usaha kan, paling enggak membaca Quran satu juz,
dalam kondisi seberat apapun. Berani coba? Dan bicara mengekang, sebenarnya yang
paling pertama kita harus kekang ialah... rasa takut! Huahahaha saya
banget, saya penakut akut. :d Eh tapi bener kata pak ustadz, kalau
takut itu jangan dibayangin, tapi dilakukan saja!
Pengalaman saya ni yee.. Alkisah, saya itu seumur-umur cuma muter sekitaran desa saya saja
sampai suatu masa akhirnya saya pernah diantar orang tua ke sebuah kota, saat
kuliah. Nah pas homesick mau pulang, bayang pun betapa
takutnya saya harus ngangkot sendirian, pertama kali. Saya memikirkan rute,
suasana, mungkin saya akan nyasar, jangan-jangan diculik, dsb. Eh
tapi habis jalan.. Keberadaan saya di rumah itu nyata! so, kekang rasa
takut itu, sebelum rasa takut itu mengekang diri kita, bahkan untuk
sekadar berpikir dan membayangkan. See more Perjalanan Pertama
Jangan kau gadaikan jalan dakwah ini untuk perhiasan dunia. Hal pertama yang harus kita niatkan saat melakukan segala sesuatu itu lillah, karena
Allah SWT. Ih menjengkelkan ini ustadz, hahaha. Beliau katakan,
"Yang mau ke luar negeri, jangan ambil kesempatan ketika ada kesempatan
keluar negeri!" Halo.. orang impiannya saja pergi ke luar negeri,
masak ketika tinggal pergi, jangan pergi -_-. Eits tapi kenapa demikian, pak
ustadz punya alasan dan pengalaman nyata, lho! Apa alasannya? Jawab
dulu apakah tujuan kita keluar negeri itu karena Allah atau enggak?
Think!
Kalau sudah, pasti ada jalan. Balik, based on the pak Ustadz’s
Experience. Bapak ustadz ini pernah menolak kesempatan pergi keluar
negeri, Jerman, Perancis, AS, Aussie ditolak. Aaak padahal tadi ada
Jerman ya, saya ingin sekali kesana. Beliau itu takut jika
kesempatan tadi hanya bernilai mudarat. Apa coba yang ada di negeri Eropa itu? You
can see, you can tauch, you kentut? Haha. Di akhir cerita, pak ustadz
mendapat kesempatan ke luar negeri lagi. Kali ini destinasinya lebih manfaat
dan syariah, katanya. Ke Mesir dan Maroko. Pergilah beliau dan pulangnya bisa
bawa kitab-kitab sekarung. Masya Allah!
Dari Sabang langsung ke Marauke, dari sabar mari kita tiba-tiba ngomongin
puasa. Tapi ini juga ilmu. You know, puasa paling utama adalah
puasa dawud. Wud wud wud.. maksudnya good good good (y). Ahh
garing..
Baiklah, bagaimana kalau kita ngomongin ketampanan Nabi
Yusuf? Ah ini bikin envy ya, karena kita ga dicipta
setampan Nabi Yusuf. Tapi topiknya bukan ketampanan, kembali ke SABAR.
Nabi Yusuf yang tampan saja sabar, harusnya kita yang jelek lebih punya alasan
untuk bersabar. Hmmm.
Maksud saya, kalau orang jelek penyabar itu berarti ga WOW! Karena memang
seharusnya begitu.. Haha. Sabar dan terima aja! Karena kalau mau jadi tampan
itu NGIMPUIII! (Iklan 76) haha.
Hampir selesai, adakah closing statement? Kaya pak Mario Teguh. This
is it... Dalam kondisi apapun saat kita berdakwah, tidak ada yang
peduli, berat dalam berdakwah, malas berdakwah, ingatlah surat al kahfi ayat? I
missed the speech.. :Dx
subhanallah.....
BalasHapus