💜

Lingkaran Cinta

Lingkaran cinta malam ini aku definisikan sebagai entah mengapa terjadi. Aku mengenal tarbiyah dan aku jatuh cinta kepadanya. Entahlah,...

Sabtu, 07 Februari 2015

Sebelum Pergi

Saat itu berita-berita masif membicarakan kekecewaan masa awal pemerintahan Presiden Jokowi, barangkali yang telah terjadi sangat jauh dari ekspektasi..
Bagaimanapun, hati tetep harus mengasih(an)i pak Jokowi. Lhoh? Daripada terus menghujatinya? Beneran kasihan, kan. Mending lagi, yuk perbaiki diri!
Perbaiki diri untuk apa? Untuk peduli. Aku belum dapat kata yang benar-benar tepat untuk mengajak. Tapi benarkah kau tetap berdiam diri mengerti ini?
Di balik semua hingar bingar kehidupan duniawi, apakah ada yang memikirkan agamanya? Ingat doa pertama ini; agar kita soleh berguna bagi agama.
Baru saja nguping apa yang tengah dibicarakan dunia, harusnya kita ga bisa lagi apatis! Di sana, di Palestina, Suriah, Afganistan, Mesir, Rohingnya terjadi perpecahan, peperangan, bahkan penindasan.
Di sini, di negeri mayoritas muslim yang lain masih nyenyak tidur. Kekenyangan korupsi, terlalu pusing dengan ketidakadilan hukum, takut gara-gara kriminalitas yang tinggi, dijajah narkoba, justru terlena dengan degradasi moral, dan nyenyak dengan seabrek dekandensi, kemunduran bangsa lainnya.
Siapakah yang tengah bicara itu semua? Banyak, tapi justru bukan kita sendiri, mereka yang sedang menertawakan negerinya orang muslim mayoritas.
Baru tahu ternyata banyak yang bicara agama, kan? Ya, tapi kita sendiri tak peduli.
Bahkan pernah dengar kabar, ada lafadz tauhid dalam lukisan bunda Maria, patung Napoleon Bonaparte menghadap kiblat muslim, Ka'bah? Dr. Maurice..
Baik, mari selesai dengan orang lain. Lihat bagaimana dirimu sendiri meyakini agamamu, Islam. Percaya. Yakin. Damai sekali. Rahmatan lilalamin. Maka..
Kalau kau muslim mestinya percaya diri. PD melaksanakan syariatnya. PD menjadi pengganti pemimpin-pemimpin saat ini. Atau yang sudah diamanahi jadi pemimpin kelas, organisasi, PKK, harus PD! PD untuk memikirkan kejayaan Islam. Mari mulai peduli dengan itu semua, dari diri sendiri.
"Bila generasi muda tidak dibiasakan untuk memikirkan kejayaan peradaban Islam atau hal-hal besar yang menegakkannya dengan gagah. Yang ada hanyalah pikiran melankolik dan kisah cinta yang tiada pernah berakhir ujungnya." Begitulah untaian nasihat yang bagus untuk kita ingat. :)
Buatlah pikiran-pikiran besar menguasai diri kita agar hal-hal kecil tidak kemudian yang mengambil perannya!
Yang guru, bangunlah generasi-generasi besar yang senantiasa berjuang fisabilillah! Yang suka nulis, sains, jadilah the next Shakespeare, the next Enstein versi muslimny! Dan generasi muda, sudah siapkah mengganti estafet kepemimpinan menjadi amanah, adil, tidak koruptif, yang turut mnjayakan negeri ini!
Aku? Siap mengejar studiku ke UK/Jerman! :v 
Sebelum semuanya, mari kita niatkan karena Allah.
Kita muslim, mari tegakkan syariat Allah secara benar. Apalabila melihat semuanya melenceng dari semestinya, kita mengerti apa yang seharusnya kita lakukan. Banyak sekali, jam kerja yang menabrak waktu salat –bahkan rapat saja bisa, siswi muslim dilarang mengenakan jilbab, selanjutnya pikirkan sendiri ya.
Satu-satunya cara yang efektif untuk mengubahnya adalah memiliki kekuatan mengubahnya, yakni menjadi pemimpin.
Saatnya kita yang membuat kebijakan, paling tidak menjadi masyarakat yang turut menegakkannya. “Tugas kita sekarang adalah memenuhi kualifikasi untuk menjadi pemimpin-pemimpin itu.”
Adakah yang sering bertafakur..
Sudah berapa usia kita di dunia sekarang? Berapa sisanya? Bagaimana kita tidak ingin menangis mengingat kehadiran kita di dunia selama ini, belum ada apa-apanya.
Sudahkah kita bermakna baik bagi orang lain? Astaghfirullahaladzim.
Apa yang sudah kita lakukan bagi saudara-saudara kita?
Apakah kita sudah benar-benar taat kepada Allah Swt, dan Rasul-Nya, bahkan kepada orang tua kita saja?
Apakah yang sudah kita lakukan bagi agama kita, apalagi kejayaannya?
Pertanyaan terakhir, apakah kita rela meninggalkan dunia ini begitu saja..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar